Adalah salah satu adab dalam menuntut ilmu “tidak sombong”. Dalam sebuah hadis disebutkan “dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong” (HR. Bukhari secara muallaq). Bukanlah adab dalam menutut ilmu ketika di dalam hati ada kesombongan, merasa diri lebih baik dari orang lain, bahkan dari gurunya. A’udzubillah.
Ada satu kisah yang terkesan sekali tentang adab seorang tabi’in, Atha bin Abi Rabah. Kisah ini saya dengar dari Ustad Aunur Rafiq di kajian tentang adab berbicara dan mendengar. Jadi sumbernya adalah tuturan ustad dan catatan pribadi saya saja. Maaf ga punya kitab untuk mengecek. Ustad cerita, suatu hari ada seorang pemuda di sebuah majlis sedang menyampaikan hadis. Atha bin Abi Rabah ada di majlis itu dan ikut menyimaknya dengan penuh konsentrasi. Orang yang mengenal Atha bin Rabah pun heran, ngapain ulama besar seperti dia mendengarkan kajian hadis dari seorang anak muda, Atha jawab “iya, aku perlu mendengarkannya meskipun aku sudah hapal hadis itu sebelum dia lahir”.
Jlegur. Mendengar kisah ini untuk pertama kalinya rasanya menohok banget. Ada seorang ulama yang begitu rendah hati menyimak kajian yang sudah ngelotok di kepalanya. Apalah saya yang suka bete kalau dikasih tau atau dinasihati hal yang saya sudah tahu?
Begitu baca kisah-kisah tentang Atha bin Rabah rasanya makin merinding lagi. Ternyata tabi’in yang satu ini dijuluki Sayyidul Fuqaha Al Hijaz (pemimpin para ahli fiqh di makkah dan madinah). Pada masa beliau hidup tidak ada yang berani memberikan fatwa di masjidil haram karena hormat akan kedalaman dan keluasan ilmu agamanya. Pada riwayat lain dikisahkan ‘Abdullah bin Umar sedang menuju ke Mekkah untuk beribadah umrah. Lalu orang-orang menemuinya untuk bertanya dan meminta fatwa, maka ‘Abdullah berkata, “sesungguhnya saya sangat heran kepada kalian, wahai penduduk makkah, mengapa kamu mengerumuniku untuk menanyakan suatu permasalahan, sedangkan di tengah-tengah kalian sudah ada ‘Atha’ bin Abi Rabah?!.”
‘Atha memang rendah hati. Imam Ibnu Abi Laila mengatakan, “aku pernah berjumpa dengan Atha. Lalu ia menanyakan beberapa hal kepadaku. Maka sahabat-sahabat atha tercengang keheranan seraya mengatakan, ‘bagaimana mungkin engkau yang bertanya kepadanya?’ Atha menjawab, ‘apa yang kalian herankan? Dia orang yang lebih berilmu daripada saya.”
Adalah salah satu adab dalam menuntut ilmu “tidak sombong.” Saya ulangi lagi demi penekanan. Sungguh ini tulisan paling cocok memang untuk diri saya sendiri. Ustad lain di kajian tentang Konsep Ilmu dan Adab mengingatkan “seorang penuntut ilmu yang benar akan mendengarkan masalah yang sudah dia dengar 1000x seperti baru mendengar pertama kalinya”. Sebenarnya, tidak hanya dalam menuntut ilmu, dalam keseharianpun ada pula salah satu adab mendengar “tidak mengesankan kepada hadirin lain bahwa dia lebih tahu dari sang pembicara.”
Indah sekali sebenarnya aturan adab ini. Semoga kita selalu ingat untuk tetap rendah hati ketika menuntut ilmu.
sumber : Pemi Ludi, Akhwat Kesayangan